Salah satu ibadah sunnah yang digadang-gadang menjadi pembuka rezeki adalah Shalat Sunnah Dhuha. Ibadah ini sering disebut salat jam 9 pagi karena dikerjakan saat orang-orang akan atau sedang bekerja. Sama seperti ibadah yang lain, Sholat Dhuha memiliki batas waktu yang dapat dikatakan waktu nanggung; sempat atau tidak sempat.
Shalat Dhuha bagaikan bahan bakar untuk semangat menjemput rezeki yang berkah dari Allah SWT. Dalam sebuah hadist tentang shalat di waktu dhuha yang diriwayatkan oleh Hakim dan Thabrani, Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (salat dhuha) niscaya pasti akan aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya.”
(HR. Hakim dan Thabrani)
Ada saja manusia yang menganggap bahwa doa hanyalah untaian kalimat bahasa Arab belaka, lalu sholat hanyalah gerakan singkat. Ada yang berpendapat bahwa jika ingin kaya raya, maka usahalah sekeras mungkin. Sebaliknya, ada pula yang terlalu pasrah bahwa shalat dan doa adalah kegiatan yang sia-sia karena takdir manusia telah dicatat di Lauh Al-Mahfuzh.
Strategi Rahasia Pembuka Rezeki
Rezeki, baik itu materiil atau non materiil, memang rahasia Allah. Pandangan manusia yang jumawa atau terlalu pasrah, menurut Quraish Shihab dalam buku Wawasan Al Quran tentang Zikir dan Doa tidaklah tepat. Zikir dan doa menjadi bentuk pengakuan manusia bahwa kita adalah makhluk yang bergantung kepada Allah. Tugas manusia adalah berusaha dan berdoa untuk menjemput jalan rezeki masing-masing yang telah Allah tentukan.
Mengutip dari buku Quraish Shihab, ketika seseorang berzikir dan berdoa, maka umat akan merasa sangat kecil di hadapan Allah, sehingga tentu saja kita membutuhkan bantuan-Nya. Berdoalah dengan hati yang tulus dan ikhlas agar Allah memberi ridha kepada hamba-Nya yang senantiasa berusaha.
Yuk, kikis pemikiran menyepelekan kekuatan doa. Seimbangkan usaha (pekerjaan) dan ibadah, salah satunya dengan menyempatkan shalat dan zikir di waktu Dhuha tepat waktu. Memang berat, apalagi kalau lagi sibuk rasanya satu detik saja sudah menyita banyak hal, padahal itu hanya mindset yang disebabkan oleh hustle culture.
Hustle culture artinya gaya hidup gila kerja untuk mendapatkan rasa hormat dan kepuasan yang divalidasi oleh orang lain dan diri sendiri. Gaya hidup ini menimbulkan pola pikir kalau Sahabat tidak menempatkan setiap menit yang mungkin dalam sehari menjadi sesuatu yang produktif, Anda tidak bisa sukses, sampai lupa ibadah.
Sholat dhuha bukan hanya menjemput rezeki yang berkah, tetapi juga dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu jika Sahabat rutin melakukannya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW:
“Barang siapa yang menjaga shalat dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.”
(HR Ibnu Majah)
Batas Waktu Sholat Dhuha
Anda pasti pernah bertanya tentang sholat dhuha jam berapa sebaiknya dilakukan supaya tidak mepet dengan sholat wajib. Kegiatan pagi hari menjadi penentu hari yang produktif, termasuk ibadah.
1. Ketika Matahari Terbit
Ulama menyebutkan bahwa waktu dhuha dimulai saat matahari sudah utuh bulatannya dengan ketinggian lebih dari sepenggalah hingga matahari semakin terik menjelang waktu shalat dzuhur. Perkiraannya yaitu 15 menit setelah terbitnya matahari (syuruq) dan 15 menit sebelum masuknya waktu zuhur. Sehingga, waktu terbaik untuk melakukan sholat dhuha adalah dari jam 07.00 hingga 11.00. Dhuha berakhir saat matahari memasuki waktu zuhur.
2. Waktu Terlarang Shalat Dhuha
Hati-hati, Rasulullah melarang kami (umat Islam) untuk sholat dhuha di waktu tertentu. Jangan sampai niat ibadah malah dicatat sebagai dosa karena waktunya tidak tepat. Waktu terlarang (haram) untuk mendirikan shalat dhuha adalah saat memasuki waktu zuhur hingga tergelincirnya matahari. Perkiraannya yaitu dari jam 11.30 hingga 12.15.
Larangan ini berdasarkan hadits dari Rasulullah SAW bahwa ada tiga waktu terlarang untuk sholat karena bagaikan menyembah tanduk setan:
“Matahari terbit dengan diikuti setan. Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengah-tengah langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi darinya.”
[HR. Nasa’i]
Dengan demikian, sebelum memasuki zuhur menjadi batas akhir waktu sholat dhuha. Jika lewat, maka hukumnya menjadi haram.
Niat, Tata Cara, dan Doa Setelah Sholat Dhuha
Umumnya, sholat dhuha dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Akan tetapi, tak menutup kemungkinan jika ingin lebih dari 2 rakaat, asalkan jumlahnya genap hingga 12 rakaat. Rasulullah SAW sendiri mengerjakan sholat dhuha 4 rakaat, terkadang juga 8 rakaat. Jumlah rakaat shalat dhuha berdasarkan dari hadist Rasulullah berikut:
Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak 8 rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam.”
(HR. Abu Dawud)
Tata cara shalat yang dilakukan di pagi hari ini sama seperti shalat yang lain, hanya berbeda niatnya. Berikut niat sholat dhuha yang dapat diucapkan di dalam hati atau dilafalkan perlahan:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT.”
Selain itu, saat mengerjakan shalat dhuha dianjurkan membaca 4 surat pendek Al Quran yaitu Ad Dhuha, Asy Syams, Al Kafirun, dan Al Ikhlas. Jika tidak hafal, maka dapat membaca surat lainnya yang Sahabat dapat lafalkan saat sholat.
Lalu, membaca doa setelah shalat dhuha sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quw watuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuk. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaanafil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’assaran fayas sirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, maka turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar, maka mudahkanlah, jika haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah. Berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Setelah melaksanakan sholat dhuha, sambung dengan sedekah atau zakat supaya rezeki makin sukses dan mujur. Yuk, jemput keberkahan yang tiada batas di Dompet Dhuafa. Ketuk pintu kebaikan, klik sedekah, zakat, dan infak di sini sekarang juga!